dunia

   Ribuan korban sipil dan tentara tewas menyusul perang sipil antara pemerintah Muammar Qadafi dan oposisi Dewan Transisi Nasional yang sudah masuk di Tripoli. Demikian dikabarkan juru bicara pemerintah Mousa Ibrahim dalam jumpa pers dadakan, Senin dinihari.

Ibrahim menjelaskan, Kementerian Kesehatan Libya merilis data sebanyak 1.300 korban tewas dalam baku tembak 11 jam terakhir. Sementara 5.000 warga lainnya luka-luka.

"Rumah sakit tidak bisa menampung jumlah korban tersebut. Kami katakan pada dunia, Tripoli adalah kota yang damai, sekarang berubah menjadi lautan api gara-gara NATO," kata Ibrahim.

Ia tambahkan, pasukan pendukung Qadafi kini berlomba masuk ke Tripoli untuk mendukung pemimpin yang sudah 42 tahun berkuasa itu.

"Kalau Qadafi disingkirkan dari Libya, maka kedua pihak (pemerintah dan oposisi) akan hancur. Mereka jadi makanan empuk bagi pihak ketiga. Itu mengapa banyak orang berjuang bersama Qadafi."