Selasa, 07 Oktober 2014

Misteri Penduduk Hilang Di Angikuni

Angikuni atau juga di sebut Anjikuni adalah
sebuah danau yang terletak di Nunavut, Kanada.
Dan desa tempat terjadinya kasus ini terletak di
dekat danau itu, tepatnya 500 mil sebelah barat
laut kota Churcill. Sebelumnya kita pernah ulas
mengenai hal yang sama yaitu Lake Nyos Danau
Pembunuh Di Afrika dimana penduduk di sana
dibunuh oleh kekuatan alam yaitu gas beracun.
Namun sahabat anehdidunia.com kalau di danau
Anjikuni ini penduduknya justru hilang dan tidak
diketahui kemana jejaknya hingga sekarang.
Kasus misterius ini dimulai dengan kedatangan
Joe Labelle, seorang fur trapper (orang yang
pekerjaannya menjebak binatang-binatang liar
untuk diambil bulunya) pada November, 1931 di
sebuah pemukiman di tepi Danau Anjikuni,
Kanada. Danau Anjikuni itu (kadang disebut juga
Angikuni) terletak di Sungai Kazan di daerah
terpencil Kivalliq, Nunavut. Ia mengharapkan
sambutan ramah dari penduduk desa karena ia
sudah biasa melewati desa tersebut. Namun apa
yang ia temukan malam itu menjadi salah satu
misteri dunia yang tak terjawabkan. Seluruh
penghuni desa tersebut telah menghilang tanpa
jejak.
Kecurigaan Labelle dimulai ketika ia menemukan
desa itu sunyi senyap. Ia kemudian menemukan
perapian yang menyala dan segera
menghampirinya, berharap akan menemukan
seseorang. Namun yang ia temukan hanya api
dengan panci berisi masakan yang sudah gosong
di atasnya. Ia kemudian berkeliling dan memasuki
semua pondok yang ada di sana, namun ia masih
belum menemukan seorangpun. Ia justru
menemukan persediaan makanan di desa masih
lebih dari cukup. Ia juga sama sekali tdk
menemukan jejak kereta yang ditarik anjing dan
jejak kaki apapun di sekitar desa itu. Ia bahkan
menemukan sebuah baju yang sedang dijahit
dengan jarum-jarum masih menempel, seolah-
olah penduduk desa ini lenyap begitu saja saat
sedang melakukan kegiatan sehari-hari. Lebih
aneh lagi, ia menemukan kayak (sejenis perahu)
dan senjata masih tersimpan rapi, pedahal orang
Inuit (Eskimo) yang mendiami desa itu tak
mungkin pergi tanpa senjata.
dengan ketakutan, Labelle segera berlari menuju
kantor telegram terdekat yang bermil-mil jauhnya.
Ia kemudian mengirimkan telegram untuk
meminta tolong kepada Royal Canadian Mounted
Police (RCMP). Beberapa jam kemudian, para
anggota RCMP datang dan memulai penyelidikan.
Dalam perjalanan menuju Anjikuni, mereka
beristirahat di pondok milik penduduk lokal
bernama Armand Laurent. Mereka menanyakan
kepada pemilik pondok apakah ia melihat sesuatu
yang aneh belakanganan ini. Laurent menjawab
bahwa ia dan anak-anaknya melihat objek aneh
bercahaya terbang di langit beberapa hari yang
lalu. Benda ini berubah bentuk di depan mata
mereka, dari bentuk silinder menjadi bentuk mirip
peluru dan terbang menuju arah Anjikuni.
Begitu sampai di desa Anjikuni, tak hanya
membenarkan penemuan Labelle tentang
menghilangnya seluruh penduduk desa , para
anggota RCMP menemukan hal yang lebih
mengerikan. Seluruh kuburan yang ada di dkt
desa itu telah dibongkar dan seluruh jenazah
yang ada di sana telah menghilang! Sekitar 300
kaki dari batas desa, 7 ekor anjing penarik kereta
salju ditemukan mati. Penyebab kematiannya
karena kelaparan. Well, itu nggak masuk akal,
soalnya menurut kesaksian Labelle, ada lebih dari
cukup persediaan makanan di desa. Apa anijng-
anjing ini melihat sesuatu yang sangat
menakutkan sehingga menyebabkan anjing-anjing
itu terlalu takut untuk kembali ke desa dan lebih
memilih mati kelaparan di tengah padang salju?
kalau hal itu kurang aneh, masih ada lagi.
Beberapa anggota tim pencari juga melihat
cahaya kelap-kelip berwarna biru di horizon dan
mereka memastikan itu bukan aurora yang biasa
terlihat di daerah itu!
Pada 28 November 1931, kasus itu tercium press
dan seorang wartawan bernama Emmett E.
Kelleher menerbitkannya dlm koran Le Pas,
Manitoba. Keesokan harinya, koran Halifax Herald
juga menerbitkannya dlm artikel berjudul “Tribe
Lost in Barrens of North Village of Dead Found by
Wandering Trapper, Joe Labelle.” Sejak itu,
wilayah pemukiman yang ditinggalkan di Anjikuni
itu resmi disebut “Village of The Dead” alias Desa
Kematian. Karena hanya mendapatkan sedikit
publikasi, kasus aneh tersebut segera dilupakan
orang. Baru ketika tahun 1966, kisah ini menjadi
terkenal setelah muncul di buku besutan Frank
Edwards berjudul “Stranger than Science”. Apa
yang sebenarnya terjadi di Anjikuni 70 tahun yang
lalu?
RCPM sendiri secara resmi menyatakan bahwa
kisah ini adalah hoax. salah satu penyebab
banyak yang mengatakan kisah ini palsu adalah
jumlah warga yang dikabarkan hilang berjumlah
2.000 orang. pedahal pada tahun 1930an,
mustahil ada pemukiman dengan jumlah
penduduk sebanyak itu di salah satu lokasi
terdingin di dunia. banyak pula yang curiga detail-
detail dalam kisah ini ditambahkan kemudian
ketika kisah ini masuk ke dalam acara “The
World’s Greatest UFO Mysteries” pada tahun 1984
supaya lebih menghebohkan.
Namun secara pribadi, saya beranggapan kisah
ini bukanlah hoax. Kenapa? kalau berita ini
emang hoax, bagaimana mungkin bisa diterbitkan
oleh dua surat kabar? Namun cerita
sesungguhnya mungkin berbeda dengan kisah
versi sekarang yang mungkin sudah banyak
“dibumbui” selama puluhan tahun. pada tahun
1931, memang ada sebuah desa yang seluruh
penduduknya hilang di Anjikuni, hanya jumlahnya
sekitar 30 orang. Kuburan yang digali pun
sebenarnya hanya satu makam saja. Namun
RCPM menganggap enteng kasus itu, sebab suku
Inuit pada masa itu masih bersifat semi-
nomaden, artinya mereka membangun rumah
semi-permanen dan tinggal selama beberapa
waktu, namun kemudian berpindah lokasi lagi dan
membangun pemukiman di tempat lain. Well,
secara pribadi sih RCPM sepertinya
menyembunyikan fakta-fakta tentang kasus ini,
sama seperti pemerintah Rusia terhadap kasus
Insiden Dyatlov Pass dulu. mungkin ada
konspirasi yang berusaha mengubur kasus ini
agar tdk diketahui media atau krn RCPM sendiri
malas menangani kasus ini. Toh, jika kasus ini
tdk terpecahkan, kredibilitas RCPM sendiri akan
menurun.
Tahun 1931, sebuah dokumen dari RCMP
menyimpulkan bahwa pondok pondok itu memang
di tinggalkan, baik secara musiman atau
permanen berdasarkan petunjuk petunjuk di desa
dan adanya kebiasaan orang eskimo yang
terkadang masih hidup secara berpinda pindah
(nomaden) RCMP juga berpendapat bahwa
kejadian seperti ini sebenarnya adalah hal yang
biasa, tetapi bagi orang yang tidak biasa melihat/
mengalaminya dan juga tidak begitu mengenal
area ini dapat membuat sebuah kehebohan
seperti kasus ini.
17 Januari 1931, seorang petugas RCMP bernama
J. Nelson menyimpulkan bahwa Joe sebenarnya
telah mengunjungi desa yang salah dengan desa
yang memang menjadi bagian hidup nomadennya
orang orang eskimo itu, karena Joe Labelle
adalah orang baru di daerah itu dan kurang
pengetahuan letak dari desa tersebut. Hal ini di
dasarkan Pada salah satu percakapannya dengan
salah satu pemilik The Windy Lake Trading Post,
yang memberi tahunya bahwa dia tidak pernah
mendengar adanya sebuah desa yang
ditinggalkan penduduknya.
Salah satu pemilik toko yang mengenal Labelle
yang Nelson temui juga mengatakan Labelle
berpergian dari selatan menuju barat laut, tetapi
tidak pergi sejauh letak desa yang pemilik toko
itu tahu ada penghuninya.
Kasus ini tetap tak terjawab
pada november 1976, Fate Magazine mengunggah
sebuah artikel bertajuk "Vanished Village
Revisited" yang ditulis oleh Dwight Wallene.
Dalam artikel tersebut RCMP dikatakan
melakukan investigasi kembali ke TKP dan hasil
dari investigasi itu menunjukkan pondok pondok
itu hanya di tinggalkan untuk sementara waktu
saja.
Tetapi hal hal lain masih banyak yang tidak
terjelaskan, contohnya saja anjing dan senapan
api yang tidak di bawa, salah satu laporan juga
mengatakan tidak adanya alat alat lain yang tidak
berada di tempatnya. Jadi tanpa senapan, tanpa
anjing dan tanpa peralatan peralatan lain yang
untuk melakukan sebuah migrasi adalah hal yang
tidak mungkin karena hidup di alam untuk
beberapa waktu (beberapa waktu adalah waktu
berpindah dari desa satu ke desa lainnya, karena
dari penelusuran RCMP di area dekat situ tidak
adanya desa lain). Semua kesimpulan dari kasus
ini hanya bersifat perkiraan karena RCMP dan
pihak pihak lain yang meneliti kasus ini juga tidak
pernah menemukan satupun warga desa yang
menghilang itu. Tetapi 1 hal yang sebenarnya
menjadi dasar dari kasus ini adalah apakah
memang benar di desa itu ada penghuninya?
Atau semua ini adalah rekaan Labelle semata?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar