Senin, 07 April 2014

Keutamaan Dzikir 'Subhaanallaah al-'Adziimi Wabihamdihi'

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb
semesta alam. Shalawat dan salam atas
Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-,
keluarga dan para sahabatnya.
Menyebut nama Allah adalah nikmat yang besar
dan karunia yang agung. Berdzikir kepada-Nya
membuat hati tenang dan jiwa tentram. Ruh juga
akan hidup dan sehat dengannya. Sehingga,
dalam kehidupannya yang diwarnai suka & duka,
peluang & tantangan, seorang hamba sangat
butuh kepada dzikrullah.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
permisalan antara hati orang yang berdzikir dan
tidak berdzikir, “Perumpamaan orang yang
berdzikir dengan orang tidak berdzikir adalah
seperti orang hidup dan orang mati.” (HR. Al-
Bukhari dalam Shahihnya, dari hadits Abu Musa
al-Asy’ari Radhiyallahu 'Anhu )
Dzikir mengundang cinta Allah dan keridhaan-
Nya. Dzikir juga menjadi sarana penghapus
kesalahan dan dosa. Selain itu, dzikir bisa
menjadi sebab berlipatnya pahala dan
memperberat timbangan kebaikan.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu , Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺃَﻧَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﻇَﻦِّ ﻋَﺒْﺪِﻯ ﺑِﻰ ، ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻣَﻌَﻪُ
ﺇِﺫَﺍ ﺫَﻛَﺮَﻧِﻰ ، ﻓَﺈِﻥْ ﺫَﻛَﺮَﻧِﻰ ﻓِﻰ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﺫَﻛَﺮْﺗُﻪُ ﻓِﻰ
ﻧَﻔْﺴِﻰ ، ﻭَﺇِﻥْ ﺫَﻛَﺮَﻧِﻰ ﻓِﻰ ﻣَﻸٍ ﺫَﻛَﺮْﺗُﻪُ ﻓِﻰ ﻣَﻸٍ ﺧَﻴْﺮٍ
ﻣِﻨْﻬُﻢْ
“Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan
hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-
Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku
akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia
mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan
mengingatnya di kumpulan yang lebih baik
daripada pada itu (kumpulan malaikat). ” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu , ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda ,
ﻛَﻠِﻤَﺘَﺎﻥِ ﺧَﻔِﻴﻔَﺘَﺎﻥِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥِ ﺛَﻘِﻴﻠَﺘَﺎﻥِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤِﻴﺰَﺍﻥِ
ﺣَﺒِﻴﺒَﺘَﺎﻥِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ : ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﻭﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ
ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ
" Dua kalimat yang ringan diucapkan lisan, berat
ditimbangan, dan dicintai oleh Al-Rahman (Allah)
: Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil
'Adzim. " (HR. Muttafaq 'Alaih)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu , Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣِﺎﺋَﺔَ ﻣَﺮَّﺓٍ
ﺣُﻄَّﺖْ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻩُ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻣِﺜْﻞَ ﺯَﺑَﺪِ ﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ
"Siapa yang mengucapkan: Subhanallah wa
Bihamdihi (Maha suci Allah dan segala puji bagi-
Nya) sebanyak seratus kali, maka dihapuskan
segala kesalahan (dosa)-Nya walaupun sebanyak
buih dilaut." (Muttafaq 'alaih)
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam
dalam Taudhih al-Ahkam menjelaskan tentang
fadhilahnya, "Maka barangsiapa yang menyucikan
Allah (bertasbih) dan memuji-Nya (tahmid)
sebanyak 100 kali pada pagi dan petang hari,
niscaya mereka akan memperoleh pahala yang
sangat besar; berupa diampuninya seluruh dosa
dan kesalahannya meskipun jumlahnya amat
banyak seperti buih di lautan. Hal ini adalah
merupakan keutamaan yang mulia dan pemberian
yang melimpah."
Beliau melanjutkan, "Para ulama menyempitkan
makna dari dosa-dosa yang akan diampuni
dengan zikir ini, yaitu dosa-dosa kecil saja.
Adapun dosa-dosa besar, tidak ada yang dapat
menghapusnya kecuali taubat nasuha. Tetapi
Imam al-Nawawi berkata: apabila seseorang
tidak memiliki dosa-dosa kecil, maka diharapkan
zikir tersebut dapat meringankan dosa-dosa
besar yang telah ia lakukan."
. . . Dzikir mengundang cinta
Allah dan keridhaan-Nya. Dzikir
juga menjadi sarana penghapus
kesalahan dan dosa. . .
Keutamaan Subhaanallaah al-'Adziim
Wabihamdihi
Di antara kalimat dzikir yang disyariatkan
memiliki keutamaan khusus, ditanamkan satu
pohon kurma di surga untuk pembacanya.
Kalimat dzikir tersebut adalah: Subhaanallaah
al-'Adziim Wabihamdihi.
Dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu , dari Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam , beliau bersabda:
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ ﻏُﺮِﺳَﺖْ ﻟَﻪُ
ﻧَﺨْﻠَﺔٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ
"Siapa yang membaca Subhaanallaah al-'Adziim
Wabihamdihi , maka akan ditanamkan untuknya
satu pohon kurma di surga." (HR. Al-TirmiDzi;
beliau berkata: hadits hasan shahih gharib.
Dishahihkan juga oleh Ibnu Hibban dena al-
Hakim dengan disepakati imam Al-Dzahabi)
Kalimat pendek dan ringan diucapkan lisan.
Namun bisa menghasilkan sesuatu yang sangat
istimewa di kehidupan akhirat kita. Dari satu
kalimatnya ditanamkan satu pohon kurma di
surga. Bagi perindu surga tidak boleh
meremehkannya. Setiap kebaikan yang mampu
dan berkesempatan mengamalkannya agar ia
kerjakan, walaupun dalam bentuk kebaikan yang
sangat kecil dan ringan. Karena terkadang,
seseorang dirahmati dan dimasukkan surga
karena sebab amal-amal ringannya. “Surga lebih
dekat kepada salah seorang kalian daripada tali
sandalnya,” bunyi hadits riwayat al-Bukhari.
Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Baca: Zikir Ini Memperbanyak Tanaman Untuk Kita
di Surga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar